Minggu, 02 Juni 2013

Beberapa Bahan Yang Dapat Dipakai sebagai Octane Booster

Yang disebut octane booster dalam artikel ini adalah bahan kimia yang dijual secara bebas untuk dicampur dalam bahan bakar kendaraan. Seperti yang disebutkan pada program promosinya, octane booster ini dapat meningkatkan nilai oktan bahan bakar, mengurangi emisi hidrokarbon, NOx dan SO2, serta membuat pembakaran lebih sempurna sehingga mengurangi endapan karbon dan kerak pada mesin. 
Beberapa senyawa yang umumnya digunakan sebagai octane booster antara lain :
  • Toluene (methylbenzene)
Toluene umumnya digunakan sebagai bahan aktif pada octane booster yang dijual di pasaran. Toluene lebih mudah terbakar jika dibandingkan gasoline, sehingga pada kadar yang tepat, bias membantu pembakaran BBM. Pada tahun 1980-an, toluene dengan kadar 84% volume digunakan untuk bahan bakar mobil Formula 1. Namun selain harganya yang cukup mahal, penggunaan toluene yang terlalu banyak akan membuat mesin lebih cepat panas, dan justru akan menyebabkan mesin ngelitik. Toluene juga tidak direkomendasikan untuk ditambahkan secara langsung, karena dapat menyebabkan selang bahan bakar kendaraan yang terbuat dari karet cepat getas. 
  • Kapur Barus (naphthalene – C10H8) 
Kalau Anda naik taksi, coba tanyakan kepada supir taksi mengenai tips untuk menaikkan nilai oktan bahan bakar. Umumnya mereka menyarankan untuk menggunakan kapur barus yang digerus sampai halus dan dimasukkan ke tangki bahan bakar kendaraan. Kapur barus atau naphthalene merupakan hidrokarbon aromatik, yang memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada gasoline. Jika terbakar, kapur barus dapat memproduksi emisi yang bersifat karsinogenik dan beracun. Selain itu kapur barus yang digerus harus larut 100% dalam bahan bakar, karena apabila ada yang mengendap, dapat menyumbat pipa saluran bensin pada kendaraan. 
  • Metanol atau yang selama ini kita kenal sebagai spiritus, 
merupakan senyawa jenis alkohol yang memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada gasoline. Metanol juga digunakan sebagai bahan bakar. Metanol bersifat karsinogenik, sehingga pembakaran metanol dalam mesin dapat menghasilkan gas buang yang berbahaya bagi kesehatan. 
  • Etanol, atau sehari-hari kita sebut alkohol, 
merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan bakar dan memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada gasoline. Etanol cenderung mengandung air (karena memiliki sifat azeotrop), sehingga jika akan digunakan sebagai octane booster atau aditif, harus memiliki kemurnian lebih tinggi daripada 99,2%, karena kandungan air dapat menimbulkan karat dan merusak mesin. Saat ini bioetanol (etanol yang dibuat dari bahan terbarukan) digunakan sebagai campuran Pertamax untuk memproduksi Bio-Pertamax. 
  • TEL 
merupakan bahan aktif yang umum digunakan untuk menaikkan angka oktan. TEL dapat dicampur saat bahan bakar masih berada di kilang atau Depot, atau saat sudah di tangki bahan bakar konsumen. Timbel sebagai logam berat bereaksi dengan membuat radikal bebas di rantai karbon, yang menyebabkan senyawa karbon dapat membuat cabang baru, yang dapat menaikkan nilai oktan dan nilai kalor. Saat ini penggunaan TEL sebagai aditif untuk menaikkan nilai oktan sudah dikurangi, karena gas buangnya mengandung logam berat timbel yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu TEL juga dapat merusak mesin masa kini yang menggunakan katalitik converter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar