Kamis, 28 Maret 2013

Yamaha Jupiter, Dari Bensol ke Pertamax Tetap Kencang


Selama ini, banyak tim dan mekanik yang mengandalkan bahan bakar oktan tinggi buat adu kebut lurus resmi alias drag bike. Ya, macam bensol. Tapi, beda dengan Simo Mulangdjaya yang lebih memilih bahan bakar Pertamax untuk Yamaha Jupiter andalannya.

Dengan semakin susahnya mencari bahan bakar balap, Pertamax yang bahan bakar umum ini jadi salah satu solusi untuk balap yang mudah dan murah. Otomatis dengan menggunakan bahan bakar Pertamax, setingan engine dan pengapian kudu menyesuaikan.

Pada ajang drag bike yang digelar beberapa minggu lalu di Magelang, Jawa Tengah, Jupiter ini memang belum mampu menjadi yang tercepat. Tapi, progres yang didapatkan dari dua kali mengikuti balapan, setidaknya telah mengalami peningkatan.
“Pakai bensol atau Pertamax, sebenarnya sama saja. Jika setingan yang dilakukan sudah pas, motor pasti akan bisa lari kencang,” buka Simo. Ini yang coba dipecahkan oleh Mosik Priyonggo yang bertugas mengembangkan dan meriset Jupiter ini.

“Untuk mengubah dari motor yang pakai bensol ke Pertamax, yang jelas harus disesuaikan perbandingan kompresinya,” beber Mosik.

Karena dengan perbedaan nilai oktan dari kedua jenis bahan bakar tersebut, menyebabkan karakter dari mesin juga berubah. Perubahan yang sangat nampak setelah kompresi diturunkan jadi 12 : 1 adalah tenaga bawah motor yang ngedrop. Untuk itu, coba disesuaikan dengan cara memaksimalkan kinerja buka-tutup katup alias klep.

“Untuk mengail tenaga di putaran bawah, durasi buka-tutup klep dibuat lebih singkat. Dipatok di angka 270 derajat. Ketika pakai bensol, biasanya bermain di 275 derajat. Dan, rasio kompresi di atas 13,5 : 1,” terangnya.
Angka tersebut didapatkan dengan perhitungan katup isap membuka di 35 derajat sebelum TMA dan menutup 55 derajat setelah TMB. Begitupun dengan katup buang yang membuka di 55 derajat sebelum TMB dan menutup 35 derajat sesudah TMA.

Untuk mendapatkan efisiensi volumetric yang besar, tinggi bukaan katup alias lift klep diseting di angka 9,2 mm. Tentunya, usai mengganti klep standar milik Jupiter dengan katup milik Honda Sonic. Tujuannya, agar gas bakar yang masuk lebih besar. Begitu juga dengan gas buang sisa pembakaran.

Selain itu, diameter porting di lubang inlet dipatok sebesar 24 mm. Portingan pada saluran masuk sebesar ini, diyakini Mosik mampu mengangkat performa motor di putaran bawah. Terutama setelah diameter klep Sonic dibikin menjadi 27 mm (in) dan 23 mm (ex).
DATA MODIFIKASI
Karburator: Keihin PWK 28 Sudco
Magnet: Yamaha YZ125
Klep: Honda Sonic
Rasio Kompresi: 12:1
Sok belakang: YSS
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar