Kamis, 11 April 2013

Honda Supra X 125, Jurus Kompresi Kagetkan Indoprix


Buat menaklukkan sirkuit Gokart Sentul dengan Honda Supra X125, rasanya tidak butuh kompresi terlalu tinggi. Apalagi, bahan bakar yang dipakai Pertamax Plus. Rasio kompresi mesin, cukup bermain di 12,2 : 1. Perbandingan ini, terbukti cukup menjanjikan bagi bebek sayap tunggal.

Buktinya, Wahyu Widodo bisa ‘bicara lebih’ ketika membalap di salah satu club event yang berlangsung di sirkuit itu dua minggu lalu. Terlepas dari itu, Supra X125 yang turun di kelas Bebek 4-Tak 125 cc Tune Up Seeded ini pernah dicoba bermain rasio kompresi mesin 12,5 : 1, lho.

“Sebelum balap, kita memang lakukan simulasi seminggu sebelumnya di sirkuit ini. Ketika pakai rasio kompresi mesin 12,5 : 1, piston selalu kalah. Baru 5 lap, sudah enggak kuat. Permukaan atas seperti meleleh karena terlalu panas,” ungkap Suhartanto selaku tunner tim Honda Daya Daytona NHK IRC.
Berasal dari simulasi itulah akhirnya Suhartanto coba menurunkan rasio kompresi mesin. Hingga, akhirnya didapat angka 12,2 : 1. Dengan angka ini, mesin jauh lebih aman buat berlari 25 lap.

Penurunan itu didapat dari piston diameter 53,4 mm yang bagian dome alias kubahnya dipapas hingga menjadi 2 mm. Itu, jika diukur dari bibir piston atas paling pinggir.

“Sebelumnya, tinggi dome bermain di 3 mm. Resikonya bermain kompresi tinggi dengan bahan bakar Pertamax Plus, ya seperti itu sih,” timpal Kupret, sapaan kondang Suhartanto.

Ditemani durasi kem yang bermain di angka 270 derajat, klep aplikasi merek EE. Diameter klep isap dibikin 29 mm dan klep buang 24 mm. Lalu, tinggi angkatan klep dibikin jadi 9,1 mm buat klep in dan 9,3 mm buat klep ex. Kinerja klep juga didukung dengan per klep BRT-Bintang Racing Tea, yang mampu diajak buat berkitir di rpm tinggi.
Enggak salah juga kalau Kupret memadukan CDI BRT-Bintang Racing Team, I-Max yang limiter-nya diseting di 14.600 rpm. Timing pengapian tertinggi, dipatok di angka 38 derajat di 5.000 – 9.000 rpm. Sedangkan timing terendah bermain di 34 derajat di angka 14.000 rpm.

“Seting ini cocok dengan karakter Wahyu yang lebih lembut membuka dan menutup gas di tikungan. Baginya, tak perlu power galak di putaran bawah. Tapi, cenderung power tengah-atas yang diinginkan,” beber Kupret yang ketika dihubungi tengah mempersiapkan Honda CBR 250R buat turun di kejurnas Sport 250 cc. Tetapi ke depannya, riset akan terus berlanjut. Karena menurutnya, seting saat ini belumlah maksimal.


DATA MODIFIKASI
Ban: IRC 166 90/80-17
Sok belakang: Daytona
Cakram depan: Daytona
Knalpot: AHM
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar